HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMIJAT BAYI DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG
DOI:
https://doi.org/10.60050/lkh.v7i1.6Kata Kunci:
Sikap, Pijat Bayi, Perilaku MemijatAbstrak
Pendahuluan: Pijat adalah metode penyembuhan atau terapi kesehatan tradisional, dengan cara memberikan tekanan kepada tubuh, baik secara terstruktur, tidak terstruktur, menetap, atau berpindah tempat dengan memberikan tekanan, gerakan, atau getaran, baik dilakukan secara manual ataupun menggunakan alat mekanis. Pijat dapat di lakukan pada semua umur termasuk pada bayi. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kesamben Kabupaten Jombang. Informasi yang di dapat dari beberapa petugas yang ada di Posyandu tersebut, bahwa ibu-ibu yang berkunjung ke posyandu tersebut telah mendapatkan informasi tentang manfaat pijat bayi, namun kenyataannya masih banyak ibu-ibu yang tidak mau melakukan pemijatan pada bayi mereka.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Sikap Ibu Terhadap Pijat Bayi Dengan Perilaku Memijat Bayi Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kesamben Kabupaten Jombang.
Metode: Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data untuk variabel sikap terhadap pijat bayi dan variabel prilaku meijat bayi dikumpulan dengan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-11 bulan yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Kesamben Kabupaten Jombang tahun 2023 dengan sampel sebanyak 68 sampel. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian diperoleh nilai P=0,002 nilai tersebut lebih kecil dari α=0,05 dengan demikian ada hubungan sikap terhadap pijat bayi dengan perilaku memijat atau hipotesa (Ha) diterima.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pihak posyandu wilayah kerja puskesmas untuk membuka kelas pijat bayi bagi para ibu agar ibu-ibu termotivasi untuk melakukan pijat bayi sendiri.
Referensi
Gultom, Destyana Yohana, (2015). Efektivitas Pijat Bayi Tehadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Vol. 1. (http://ojs.stikesimelda.ac.id/index.php/jiki/article/view /186)
Hady, A., (2014). Pengaruh pemijatan pada bayi terhadap peningkatan berat badan di wilayah kerja Puskesmas Weoe Kecamatan Wewiku Kabupaten Belu.
Maharani, Sabrina, (2013). Pijat dan senam sehat untuk bayi. Jakarta: Kata Hati.
Oktaviani, D.N., (2018). Pengaruh Stimulasi Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan pada Bayi Berat Lahir Rendah. Tesis. Prodi Ilmu Kebidanan STIKES Aisyah Yogyakarta. https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JN I/article/download/4351/4170
Simanungkalit H. M., (2019). Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Frekuensi Dan Durasi Menyusu Pada Bayi. Jurnal Media Informasi.
Wibowo, Daniel Akbar, (2017). Pengaruh Terapi Message Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya.Vol.17. (http://ejurnal.stikesbth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/articl e/view/189)
Yuliana, A. & Suharto, A. & Handayani, T., (2013). Perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan. Vol. 4. (https://forikesejournal.com/index.php/SF)
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Ardiyanti Hidayah, Najah Soraya Niah

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.







